Senin, 28 Januari 2013

Semangat Para Salaf Dalam Menulis Ilmu

2 comments
Menulis memiliki banyak sekali kegunaan. Selain sebagai pengikat ilmu pengetahuan, menulis juga banyak digunakan sebagai hobi yang menyenangkan. Menulis diary, jurnal, novel, puisi, cerita, bahkan tak sedikit orang yang setiap hari menulis hanya untuk update status.

Memiliki hobi menulis tentu sangat bermanfaat terutama dalam kancah menuntut ilmu syar’i. Para ulama salaf adalah teladan kita dalam hal ini. Dengan besarnya semangat, kerja keras, dan keikhlasan, mereka telah memberi  kita khazanah ilmu yang sangat berharga dalam buku – buku yang mereka tinggalkan. 

Dalam postingan kali ini, akan kami berikan sedikit kisah dan untaian hikmah para salaf yang semoga dapat menambah semangat kita dalam menuntut ilmu.

Ia Menulis Sementara Aku Tidak

Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata ( tidak ada satupun sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang lebih banyak haditsnya daripada aku, kecuali Abdullah bin Amr, karena sesungguhnya ia menulis sementara aku tidak menulis ) diriwayatkan oleh bukhari : 113

Tulislah Walau Di Dinding

As Sya'by rahimahullah berkata ( bila engkau mendengar sesuatu maka tulislah walaupun di dinding ) diriwayatkan oleh Abu Khaitsamah dalam Al Ilmu no 146

Segera Ia Tulis Karena Takut Hilang

Al Humaidy rahimahullah berkata ( aku pernah pergi bersama Syafi'I ke Mesir, Ia tinggal di atas sementara aku tinggal di tengah, suatu saat aku keluar malam hari dan aku melihat ia menyalakan lentera, maka aku pun berteriak kepadanya, ia mendengar suaraku lalu ia berkata  : naiklah, maka aku naik ternyata ada kertas dan tinta, aku berkata : apa yang engkau lakukan wahai Abu Abdillah ? Ia berkata : terpikirkan olehku makna suatu hadits atau suatu masalah ilmiyah dan aku takut akan hilang dariku maka aku menyalakan lentera dan menulisnya ) Manakib As Syaafi'I : 43


Banyak Sekali Kitab Yang Telah Ia Salin Dengan Tangannya

Adalah Muhammad bin Ahmad bin Qudamah rahimahullah telah menulis ulang banyak sekali kitab dengan tanganya sendiri diantaranya : Al Mughny, Tafsir Al Baghawy, Hilyatul Auliyaa, Al Ibaanah milik Ibnu Batthah, dan banyak juga mushaf Al Qur’an yang ia salin.  ( Dzail Thabaqaat Hanabilah 2 / 53 )

Bila Tidak Ditulis Maka Sia – Sia

Ma’mar rahimahullah berkata ( aku meriwayatkan beberapa hadits kepada Yahya bin Abi Katsir , lalu ia berkata : tuliskan untukku hadits ini dan hadits ini, maka aku berkata : aku tidak suka menulis ilmu, ia berkata : tulislah karena sesungguhnya bila engkau tidak menulis maka engkau telah berbuat sia – sia ) atau ia berkata ( …..engkau akan lemah ) diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam Al Mushannaf no. 20488

Jangan Pergi Sampai Aku Menulisnya

Abdurrahman bin Mahdy rahimahullah berkata ( aku pernah berjalan bersama Abdullah bin Mubarak lalu aku ingatkan ia tentang suatu hadits, maka ia berkata : jangan pergi sampai aku menulisnya ) Hilyatul Auliyaa ( 9 / 3 )

Ia Menulis Apapun Yang Ia Dengar

Abu Az Zinaad rahimahullah berkata  ( dahulu kami hanya menulis halal dan haram saja, sementara Ibnu Syihab menulis apapun yang ia dengar, maka tatkala hal – hal tersebut dibutuhkan, akupun tahu bahwa Ibnu Syihab adalah orang yang paling berilmu ) Siyar A’laamin Nubala ( 5 / 332 )

Tanpa Tulisan Tak Akan Bisa Hafal

Abu Shalih Al Faraa’ rahimahullah berkata  ( aku bertanya kepada Ibnul Mubarak tentang pentingnya menulis ilmu, maka ia berkata : kalau bukan karena tulisan tentulah kita tak akan hafal ) Siyar A’laamin Nubalaa ( 8 / 409 )

Menulis Sambil Berdiri

Abu Fadhl bin Nabhan Al Adiib rahimahullah berkata ( suatu ketika aku melihat Abul Alaa di dalam salah satu masjid diantara masjid – masjid Baghdad, Ia sedang menulis sambil bediri diatas kedua kakinya, karena lentera – lentara di tempat itu sangat tinggi ) Dzail Thabaqaat Hanabilah 1 / 326

Seakan Setiap Hari Menulis Enam Puluh Lembar Lebih

Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir At Thabary rahimahullah bisa dibilang keajaiban bagi umat islam. Ia telah menulis banyak kitab dalam berbagai bidang ilmu, seandainya jumlah seluruh kertas yang telah ia tulis dibagi dengan jumlah umurnya, maka seakan setiap hari beliau menulis enam puluh lembar lebih. Suatu ketika ia menyuruh murid – muridnya untuk menulis tarikh islam atau tafsir, lalu beliau meminta disediakan tiga puluh ribu lembar kertas. Maka para muridnya berkata ( pekerjaan ini akan membutuhkan waktu yang sangat panjang ) maka ia berkata kepada mereka ( Allahu Akbar ! telah matikah semangat kalian, sediakan tiga puluh ribu lembar kertas ) Tadzkiratul Huffadz 2 / 712

________________________________________________________

- terima kasih atas kunjungan anda di SantriMadinah.blogspot.com
- bila menurut anda artikel ini bermanfaat mohon disebarkan semoga Allah melimpahkan pahala Anda
- komentar, kritik dan saran anda sangat bermakna bagi kami

2 komentar:

  1. Subhanallah.. begitu bersemangatnya para ulama kita dalam mencari ilmu.. semoga kita bisa menirunya...

    BalasHapus