Jumat, 31 Oktober 2014

Hikmah Disunahkannya Puasa Hari Asyuro

Leave a Comment
Di riwayatkan dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhoinya berkata: "(Ketika) Rasulallah Sholallahu 'alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, maka beliau  mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyuro, ketika  mereka di tanya kenapa berpuasa, maka mereka menjawab: "Hari ini adalah hari di mana Allah Ta'ala menolong Musa dan Bani Israil dari kejaran Fir'aun, dan kami berpuasa pada hari ini sebagai bentuk pengagungan padanya". Lantas Rasulallah Sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami lebih berhak dengan Musa dari pada kalian". Kemudian beliau menyuruh kami untuk berpuasa pada hari itu". HR Bukhari no: 3943, Muslim no: 127, 128, 1130. Dan dalam riwayat Muslim ada tambahan, "Maka Musa berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah, maka kami pun berpuasa".

Di dalam hadits di atas menjelaskan tentang hikmah yang agung kenapa di syari'atkanya berpuasa pada hari Asyuro, yaitu sebagai bentuk pengagungan pada hari ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Ta'ala mana kala Nabi Musa Alaihi salam dan bani israil di selamatkan dari kejaran Fir'aun, dan di tenggelamkanya Fir'aun dan pasukanya pada hari ini. 

Oleh karenanya Nabi Musa alaihi sallam berpuasa pada harinya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Azza wa jalla, kemudian orang-orang Yahudi pun ikut berpuasa. Dan umat Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wa sallam lebih berhak untuk mencontoh Nabi Musa alaihi sallam dari pada orang-orang Yahudi. Kalau Nabi Musa alaihi sallam melakukan puasa (pada hari ini) sebagai wujud rasa sykurnya kepada Allah Ta'ala, maka kita juga berpuasa dalam rangka yang sama sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Azza wa jalla. Oleh karena itu Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami lebih utama untuk mengikuti Musa dari pada kalian (wahai orang-orang Yahudi)". Di dalam riwayat yang lain, beliau mengatakan: "Dan saya lebih berhak dengan Musa dari pada kalian". Maksudnya yaitu kami lebih tepat dan lebih dekat untuk mengikuti Nabi Musa Alaihi Sallam dari pada kalian, orang-orang Yahudi.

 Karena kita memiliki kesamaan dalam masalah pokok-pokok agama dengan beliau, begitu juga kita mempercayai kitab yang di bawanya, sedangkan kalian, orang-orang Yahudi banyak menyelisihi beliau, baik dalam pokok agama yang beliau ajarkan mau pun dalam kitab yang beliau bawa, dengan di rubah atau di ganti. Dan Rasulallah Sholallahu 'alaihi wa sallam lebih taat dan lebih tunduk dalam mengikuti kebenaran dari pada mereka orang-orang Yahudi, oleh sebab itu beliau mengerjakan puasa pada hari Asyuro, dan memerintahkan supaya berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan dan penegasan akan hal itu.

Di riwayatkan dari Abu Musa semoga Allah meridhoinya berkata: "Asyuro itu adalah hari yang di agungkan oleh orang-orang Yahudi, dan menjadikanya sebagai hari raya. Maka Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berpuasalah kalian". Dalam riwayat Muslim di sebutkan, "Adalah penduduk Khaibar mereka mengerjakan puasa pada hari Aysyuro dan menjadikanya sebagai hari raya, sedangkan para wanita pada hari itu memakai perhiasanya. Maka Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berpuasalah kalian". HR Bukhari no: 2005, Muslim no: 129, 130, 1131.

Yang nampak dalam hal ini bahwa termasuk dari hikmahnya berpuasa pada hari itu untuk menyelisihi orang-orang Yahudi, yaitu dengan tidak menjadikan harinya sebagai hari raya, dan mencukupkan hanya berpuasa saja, di karenakan hari raya tidak boleh berpuasa, inilah sisi, dari bentuk menyelisihi orang-orang Yahudi pada hari Asyuro. Dan akan datang penjelasanya –Insya Allah- sisi lain bari bentuk penyelisihan mereka, yaitu supaya berpuasa pada hari ke sembilanya.

Ada dua kelompok yang sesat dalam mengagungkan hari Asyuro, kelompok yang mirip sekali dengan perlakuan Yahudi yang menjadikan hari Asyuro sebagai hari raya dan hari untuk bersenang-senang, dengan menampakan pada hari tersebut bentuk-bentuk kebahagian, seperti halnya mengecat rubah, memakai celak, memberi uang lebih pada keluarganya, memasak makanan sepesial di luar kebiasaanya, dan lain sebagainya dari perbuatan-perbuatan orang-orang bodoh, yang mereka menghadapi kesesatan dengan kesesatan lainya, membalas perkara bid'ah dengan perbuatan bid'ah yang lainya.

Ada pun kelompok yang kedua mereka menjadikan hari Asyuro ini sebagai hari belasungkawa, hari kesedihan, dan ratapan. Di karenakan (pada hari tersebut) terbunuhnya Husain bin Ali semoga Allah meridhoinya, sehingga mereka menampakan pada hari itu syi'ar-syi'ar orang-orang jahiliyah, seperti halnya memukul pipi, merobek-robek saku, melantunkan syair-syair kesedihan, membaca kisah-kisah yang banyak dustanya dari pada benarnya, membuka pintu fitnah dengan perbuatanya tersebut, sehingga memecah belah umat. Maka ini adalah amalan orang-orang yang telah tersesat di kehidupan dunia ini, sedangkan pelakunya merasa bahwa itu perbuatan kebajikan.

Sungguh suatu nikmat yang besar di mana Allah Ta'ala telah memberi hidayah kepada ahlu sunah, yang mana mereka hanya mengerjakan titah Nabinya supaya berpuasa pada hari itu, dengan selalu memperhatikan jangan sampai terjerumus menyerupai orang-orang Yahudi, dan menjauhi perintah setan kepada mereka untuk melakukan perbuatan bid'ah. Segala puji bagi Allah Ta'ala.

Ya Allah pahamkanlah kami dalam urusan agama kami, mudahkanlah kami untuk mengerjakan dan istiqomah di dalamnya, berilah kami kemudahan, dan jauhkanlah dari kesulitan, ampunilah kami di dunia dan di akhirat. Sholawat serta salam semoga Allah Ta'ala curahkan kepada Nabi kita Muhammad Sholallahu 'alaihi wa sallam.



Baca Selengkapnya

Penekanan Untuk Berpuasa Pada Hari Asyuro

Leave a Comment
Di riwayatkan dari Abu Qatadah semoga Allah meridhoinya bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah di tanya tentang puasa pada hari Asyuro, maka beliau menjawab: "(Pahala puasa pada hari itu) akan menghapus dosa-dosa pada tahun yang telah lalu". Di dalam riwayat yang lain, beliau mengatakan: "Dan puasa pada hari Asyuro akan di ganjar oleh Allah Ta'ala dengan di hapus dosa-dosanya pada tahun yang telah lewat". HR Muslim no: 196, 197, 1162.

Dalam hadits ini menunjukan atas keutamaan berpuasa pada hari Asyuro, yaitu pada hari kesepuluh pada syahrullah Muharam, menurut pendapat yang kuat dan terkenal di kalangan para ulama.

Dalam sebuah hadits yang di riwayatkan dari sahabat Abdullah bin Abbas semoga Allah meridhoi keduanya, bahwa beliau pernah di tanya tentang puasa pada hari Asyuro, maka beliau menjawab: "Tidak pernah saya mengetahui bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada satu hari, lantas beliau mengharapkan keutamaanya pada hari-hari yang lainya, melainkan puasa pada hari ini, tidak mengharapkan keutamaan pada suatu bulan kecuali pada bulan ini, yaitu bulan Ramadhan". HR Bukhari no: 2006, Muslim no: 1132.

Maka sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk mau berpuasa pada hari tersebut, mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk berpuasa, untuk bisa meraih keutamaanya dan mengikuti sunah Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam.

Dari Jabir bin Samuroh semoga Allah meridhoinya berkata: "Adalah Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh untuk berpuasa pada Bulan Asyuro, beliau mengajak kami, lalu kami pun membiasakanya..al-Hadits". HR Muslim no: 1127.

Puasa adalah amalan sholeh yang paling utama di sisi Allah Azza wa jalla, (seperti telah di ketahui bahwa puasa asyuro adalah puasa sunah) maka termasuk dari faidah-faidah yang bisa di dapat dari puasa sunah adalah:

v  Pahalanya akan di tambah dan lipat gandakan bagi yang menjalankannya.
v  Bahwa puasa sunah kedudukanya sama seperti halnya ibadah sunah lainya yaitu akan menggantikan kekurangan yang ada pada kewajiban yang telah di kerjakan, oleh karena itu Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan dalam masalah sholat: "Berkata Allah Tabaroka wa ta'ala: "Lihatlah apakah pada hamba -Ku ini ada amalan sunah? Sebagai penyempurna sholat (wajibnya) dari kekurangan yang ada, kemudian hal itu di lakukan pada seluruh amalannya". HR Tirmidzi dari haditsnya Abu Hurairah secara marfu' no: 413, beliau mengatakan hadits hasan
.
Sebagaimana juga bahwa puasa sunnah akan menjadikan seorang  muslim merasa bersemangat untuk bisa menaiki tangga ketaatan kepada Allah Ta'ala, dan meraih kecintaa -Nya, sebagaimana di sebutkan dalam hadits qudsi, di mana Allah berfirman: "Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada -Ku dengan sesempurna mungkin dari kewajiban yang telah Aku wajibkan padanya, sampai dengan sunah-sunah yang ada sampai Aku mencintainya..". HR Bukhari no: 6502.

Perlu di ketahui bahwa setiap nash yang datang dengan menjelaskan akan mengampuni dosa pada sebagian amal sholeh, seperti pada wudhu, puasa Ramadhan, puasa pada hari Arafah, hari Asyuro dan yang lainya, bahwa yang di maksud dalam hal itu adalah dosa-dosa kecil saja, di karenakan ibadah-ibadah yang sangat agung saja seperti sholat yang lima waktu, sholat jum'at, puasa Ramadhan tidak bisa menghapus dosa-dosa besar –sebagaimana hal itu telah tetap di dalam sunah- lantas bagaimana dengan amalan sholeh yang lebih rendah kedudukanya dari ibadah-ibadah yang agung tersebut?

Oleh karena itu kebanyakan para ulama berpendapat bahwa dosa-dosa besar seperti halnya riba, berzina, perdukunan dan yang lainya, tidak mungkin bisa di hapus dengan amalan sholeh, namun dirinya wajib bertaubat atau di tegakkan hukuman rajam kalau itu berkaitan dengan hukum rajam.

Maka wajib bagi setiap muslim untuk cepat-cepat bertaubat dari seluruh dosa-dosanya, baik dosa yang kecil maupun dosa yang besar, pada hari-hari yang penuh dengan keutamaan ini. Mudah-mudahan Allah Ta'ala akan menerima taubatnya dan mengampuni dosa-dosanya, dan juga menerima amal ketaatanya. Di karenakan melakukan taubat pada zaman yang mempunyai keutamaan yang besar, karena biasanya hati itu akan mudah untuk di ajak melakukan ketaatan, lebih senang untuk melakukan kebajikan, begitu pula mudah sekali mengakui dosa-dosa yang telah di lakukanya, dan menyesali apa yang telah di lakukan, apalagi kita sekarang masih ada pada permulaan tahun baru, walau pun demikian kewajiban taubat itu tetap wajib untuk dikerjakan di sepanjang tahun.

Ya Allah yang memperbaiki keadaan orang-orang sholeh perbaikilah kerusakan yang ada pada hati-hati kami, tutupilah cacatnya di dunia mau pun di akhirat nanti. Ya Allah jadikanlah kecintaan kami pada iman, hiasilah di hati-hati kami denganya, dan jadikanlah kami benci kepada kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Dan jadikanlah kami di antara orang-orang yang mendapat bimbingan -Mu. Sholawat serta salam semoga Allah Ta'ala curahkan kepada Nabi kita Muhammad Sholallahu 'alaihi wa sallam.

diambil dari buku karya Syaikh Abdullah Al Fauzan

edisi terjemahan bahasa Indonesia " hadits - hadits seputar bulan Muharram "
www.islamhouse.com 


Baca Selengkapnya

Wasiat Syaikh Bin Baz rahimahullah Untuk Seluruh Mahasiswa Universitas Islam Madinah

Leave a Comment

Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz rahimahullah, sosok ulama abad ini yang zuhud, dermawan, dan tegar dalam dakwah tauhid. merupakan sebuah kebanggaan bagi Universitas Islam Madinah, bahwa beliau pernah ikut andil dalam membimbing dan mendidik para penuntut ilmu disana, sehingga tidak heran bila muncul melalui tangan beliau dai - dai islam yang terus tegak dalam sunnah, menyambung tongkat estafet dakwah islam dari masa kemasa.

Meski beliau telah wafat, tapi peninggalan dan warisan beliau tertancap dalam sanubari para penuntut ilmu, hal ini dikarenakan keikhlasan dan kecintaan beliau yang sangat besar kepada mereka. Diantara bentuk kecintaan beliau, adalah sebuah wasiat emas, sangat layak ditulis dengan tinta emas, yang diperuntukkan kepada para Mahasiswa Universitas Islam madinah, tak terkhusus pada zaman beliau, tapi untuk semua kalangan hingga akhir zaman. 
Baca Selengkapnya

Gratis Download Video : Panduan Pelaksanaan Ibadah Haji Dari Kementrian Agama Dan Haji Saudi Arabia (bhs Indonesia)

3 comments

Musim haji telah tiba. Jutaan umat islam menuju Makkah demi menunaikan ibadah haji yang mulia ini. Bagi anda yang mendapat kesempatan untuk ibadah haji tahun ini, maka sudah seharusnya memiliki bekal ilmu dalam mengamalkan manasik - manasik haji .


Baca Selengkapnya

Pelajaran Dasar Ibadah Haji

Leave a Comment
Menunaikan ibadah haji adalah harapan setiap muslim. Selain sebagai rukun islam kelima, haji juga memiliki banyak sekali pahala dan keutamaan.  Setiap tahunnya jutaan umat islam menunaikan ibadah haji di Makkah, dan tentunya umat islam Indonesia yang sebagai negara islam terbesar di dunia tak mau ketinggalan event ibadah tahunan ini. Nah, pada kesempatan kali ini, akan kami berikan sedikit ilmu berkaitan dengan haji , yang semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Baca Selengkapnya

Bolehkah Membawa Mushaf Saat Shalat Tarawih ?

Leave a Comment
Syaikh Utsaimin ditanya,”Apa hukumnya  jika seorang ma’mum membawa mushaf ketika shalat tarawih bersama imam dengan alasan mengikuti bacaan imam?”

Syaikh menjawab,”Mengikuti bacaan imam dengan membaca mushaf, berarti si makmum membawa mushaf untuk menyimak bacaan imam. Hal ini (dibolehkan) jika memang dibutuhkan, misalnya jika sang imam lemah hafalannya lalu iapun berkata kepada salah seorang jemaah shalat,”Peganglah mushaf, jika aku salah membaca Al-Qur’an benarkanlah bacaanku!”, maka yang seperti ini tidak apa-apa karena memang dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Kapankah Malam Lailatul Qadr ?

Leave a Comment
Syaikh Utsaimin ditanya,”Apakah malam lailatul qadar tertentu pada satu malam ataukah berpindah-pindah (berubah-ubah pada setiap tahunnya) dari satu malam ke malam yang lainnya?”

Beliau menjawab,” Tidak diragukan lagi bahwa malam lailatul qadar itu ada di bulan Ramadhan sesuai dengan firman Allah
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيلَةِ الْقَدْر
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (malam lailatul qadar)” (QS 97:1).

Baca Selengkapnya

Lembaran Kisah Syaikh Utsaimin rahimahullah ( Bag. 2 )

Leave a Comment
Abdullah bin ‘Ali Al-Matawwu’ menceritakan bahwa ia pernah menemani perjalanan Asy-Syaikh Al-’Utsaimin dari Unaizah menuju Al-Bada’i yang jaraknya sekitar 15 km untuk memenuhi undangan acara makan siang. Setelah acara selesai, dalam perjalanan pulang rombongan Asy-Syaikh Al-’Utsaimin menjumpai seorang laki-laki yang memiliki jenggot berwarna merah dan dengan pandangan bersahabat ia melambaikan tangan ke mobil kami. Asy-Syaikh Al-’Utsaimin berkata, “Pelan- pelan, kita akan ajak dia bersama kita.” Asy-Syaikh Al-’Utsaimin kemudian berkata, “Hendak pergi kemana anda?” Laki-laki itu menjawab, “Bolehkah saya menumpang sampai ke Unaizah?” Asy-Syaikh Al-’Utsaimin berkata, “Boleh, tapi dengan dua syarat, pertama anda tidak boleh merokok dan kedua anda harus selalu mengingat Allah.” Ia menjawab, “Saya adalah laki-laki yang tidak merokok. Saya tadinya menumpang kepada seorang laki-laki yang merokok, maka saya minta
Baca Selengkapnya

Lembaran Kisah Syaikh Utsaimin rahimahullah ( Bag. 1 )

Leave a Comment

Asy-Syaikh Hamad bin ‘Abdillah Al-Jutaili berkata:
Saya mempunyai beberapa kenangan tentang Syaikh Al-Utsaimin, yaitu selama saya belajar kepada beliau selama 30 tahun di Al-Jami’ Al-Kabir, Unaizah. Yaitu tentang kesabaran beliau, dimana pada awal perjalanan mengajar beliau hanya ada saya dan beberapa pelajar lain, namun beliau senantiasa bersabar sampai akhirnya kajian beliau berkembang dan diikuti oleh ribuan pelajar. (Safahat Mushriqah min Hayat Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, hal. 80)
Baca Selengkapnya

Lembaran Kisah Syaikh Utsaimin rahimahullah ( Bag. 3 Habis)

Leave a Comment
Abu Khalid Abdul Karim Al-Miqrin menceritakan: Telah diketahui oleh banyak orang bahwa Asy- Syaikh Al-’Utsaimin adalah orang yang tidak senang dengan penghormatan, termasuk gelar atau jabatan tinggi. Beliau adalah anggota Lembaga Ulama Senior (Kibarul Ulama), namun beliau meminta saya agar tidak menyebutkan hal ini saat saya mengenalkan beliau dalam acara kajian di radio (Nur ‘alad Darb). Beliau minta saya cukup menyebutkan beliau sebagai imam dan khatib Masjid Al-Jami’ Al-Kabir, Unaizah dan guru di Fakultas Syariah dan Ushuluddin, Qashim. Maka saya pun memenuhi permintaan beliau sejak saya memandu acara ini sampai beliau meninggal dunia. Beberapa orang yang senang kepada Asy-Syaikh Al-’Utsaimin bertanya, “Ya Syaikh Khalid, mengapa anda tidak menyebutkan Asy-Syaikh Al-’Utsaimin sebagai anggota Lembaga Ulama Senior?” Saya menjawab bahwa ini adalah permintaan dari beliau sendiri. (Arba’ah ‘Ashar ‘am Ma’a Samahatil ‘Allammah Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, hal. 34)


Baca Selengkapnya

Keutamaan Bulan Allah Muharam

Leave a Comment

Di riwayatkan dari Abu Hurairah semoga Allah meridhoinya, beliau berkata: "Rasulallah Sholallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda : "Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan (Allah) Muharam, dan sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat sunah". 
Dan pada riwayat yang lain beliau mengatakan: "Sholat yang di kerjakan pada pertengahan malam". HR Muslim no: 1163.
Baca Selengkapnya

Hari Asyuro Dalam Sejarah

Leave a Comment
          
  Di riwayatkan dari Ibunda Aisyah semoga Allah meridhoinya, beliau berkata: "Adalah orang-orang Qurais pada zaman Jahiliyah berpuasa pada hari Aysuro, dan Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam juga berpuasa pada hari itu pada zaman Jahiliyah, ketika beliau datang ke Madinah beliau pun berpuasa (pada hari itu) dan menyuruh (sahabatnya) untuk berpuasa, mana kala telah di wajibkan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan maka hari Aysuro di tinggalkan, siapa yang menghendaki berpuasa maka berpuasa siapa yang tidak mau maka boleh meninggalkanya". HR Bukhari no: 202, Muslim no: 1125.

Hadits ini menunjukan bahwa orang-orang Jahiliyah dahulu mereka telah mengetahui adanya puasa pada hari Asyuro, di mana hari itu adalah hari yang sudah di kenal di kalangan mereka, bahwasanya mereka juga melakukan puasa pada hari-hari tersebut, begitu pula Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam juga ikut berpuasa, dan puasanya terus berlanjut sampai beliau hijrah ke Madinah, namun tidak menyuruh para sahabatnya untuk berpuasa, maka hal ini menunjukan atas kesucian dan agungnya kedudukan hari tersebut bagi orang-orang Arab pada zaman Jahiliyah sebelum di utusnya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, oleh karena itu mereka pada hari itu menutupi Ka'bah, sebagaimana di kisahkan dalam hadits Aisyah semoga Allah meridhoinya, beliau berkata: "Adalah orang-orang pada zaman Jahiliyah, mereka berpuasa pada hari Asyuro, sebelum di wajibkanya puasa Ramadhan, dan bertepatan dengan hari itu Ka'bah ditutupi dengan kain kiswah..".HR Bukhari no: 1952.

Berkata Imam al-Qurthubi mengomentari hadits yang di riwayatkan Aisyah: "Hadits Aisyah menunjukan bahwa berpuasa pada hari tersebut sudah di kenal di kalangan mereka, akan kedudukan nya dan di syari'atkanya (untuk berpuasa), kemungkinan adanya mereka melakukan puasa karena mereka menganggap bahwa itu bagian dari syari'at Nabi Ibrohim dan anaknya Isma'il Alaihima sallam, karena sesungguhnya mereka sering menasabkan dirinya pada kedua Nabi tersebut, dan juga sering kali mereka menasabkan kepada keduanya dalam masalah hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah haji dan ibadah yang lainya.."[i]

Dan yang bisa di ambil faidahnya dari sekumpulan hadits-hadits di atas adalah bahwa berpuasa pada hari Asyuro pertama kalinya adalah wajib sebelum hijrahnya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam ke Madinah, menurut pendapat yang kuat dari kalangan para ulama.[ii] Berdasarkan ketetapan perintah dari Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, di riwayatkan dari Salamah bin al-Akwa' semoga Allah meridhoinya berkata: "Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh seorang yang baru masuk Islam supaya (ketika pulang ke kabilahnya) menyeru kepada manusia, bahwa siapa yang sudah terlanjur makan (maksudnya tidak berpuasa pada hari Asyuro.pent) hendaknya berpuasa pada sisa harinya, sedangkan siapa yang belum makan (apa-apa) maka hendaknya berpuasa, karena pada hari ini adalah hari Asyuro". HR Bukhari no: 2007, Muslim no: 1135. Dan hadits ini mempunyai penguat dari hadits Rubayi' bint Mu'wadz yang di keluarkan oleh Bukhari no: 1860.

Ketika di wajibkanya puasa pada bulan Ramadhan, yaitu pada tahun kedua setelah hijriyahnya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam maka kewajiban untuk berpuasa pada hari Asyuro di hapus, dan hukumnya tetap tapi menjadi sunah, sedangkan perintah untuk berpuasa pada hari Asyuro tidak pernah terjadi melainkan dalam setahun sekali yaitu pada tahun kedua hijriyah ketika di wajibkan puasa Asyuro pada awal tahun, kemudian pada pertengahannya di wajibkan untuk berpuasa Ramadhan. Kemudian Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam berniat pada akhir hayatnya –yaitu pada tahun kesepuluh hijriyah- untuk tidak berpuasa pada hari kesepuluh, namun akan berpuasa pada hari sebelumnya yaitu hari ke Sembilan. Sebagaimana akan datang penjelasanya pada bab berikutnya –insya Allah- yang mana itu merupakan bagian dari bentuk-bentuk menyelisihi ahli kitab di dalam tata cara pelaksanaan puasa mereka.

Ya Allah, Dzat yang tidak terpengaruh dengan perbuatan maksiat hamba -Nya, Dzat yang tidak mengambil manfaat dari ketaatan hamba -Nya. Berilah kami kemudahan untuk kembali dan bertaubat kepada -Mu, Wahai Rabb kami bangunkanlah kami dari tidur kelalaian, ingatkanlah kami supaya kami bisa menggunakan waktu-waktu yang terbuang. Ya Allah jadikanlah kami di antara orang-orang yang bertawakal kepada -Mu, lalu berilah kami kecukupan akan hal itu, Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada -Mu petunjuk, maka berilah kami petunjuk -Mu, memohon kepada -Mu pertolongan, maka turunkanlah pertolongan -Mu, menyembah kepada -Mu maka rahmatilah kami. Sholawat serta salam semoga Allah Ta'ala curahkan kepada Nabi kita Muhammad Sholallahu 'alaihi wa sallam.

diambil dari buku karya Syaikh Abdullah Al Fauzan
edisi terjemahan bahasa Indonesia " hadits - hadits seputar bulan Muharram "
www.islamhouse.com 




[i] . al-Mufham 3/190.
[ii] . al-Fatawa 25/311.
Baca Selengkapnya

Kamis, 30 Oktober 2014

Point – Point Penting Beramal Di Bulan Muharram

Leave a Comment
Bulan Muharram telah tiba. Tanpa terasa setahun telah berlalu, kini kita menghadapi setahun yang akan datang. Merupakan nikmat Allah yang sangat besar sehingga kita masih diberi umur untuk tetap dapat beribadah kepadanya di muka bumi ini. Sehingga sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah dengan berusaha menjadikan tahun ini lebih bermanfaat dari sebelumnya.

Bulan Muharram yang merupakan awal tahun Hijriyah, tidak seperti bulan – bulan selainnya. Terdapat beberapa keutamaan yang ada pada bulan ini, termasuk amalan yang disyareatkan pada bulan ini. Pada postingan kali ini, akan kami sebutkan sedikit point – point penting panduan beramal di bulan Muharram yang semoga bisa menambah faedah kepada kita semua dalam memanfaatkan momen berharga ini.
Baca Selengkapnya