Minggu, 29 Januari 2012

Hak - hak Seorang Anak

Leave a Comment
Anak adalah sebuah amanah yang besar dari Allah. Bila orang tua menunaikan hak sang anak dengan baik, maka sungguh beruntunglah orang tua. Sebaliknya bila orang tua tidak menunaikan hak sang anak dengan benar maka kerugianlah yang ia dapat, baik di dunia maupun di akherat. Sehingga sangat penting memperhatikan hak - hak sang anak.  Berikut hal - hal yang merupakan kewajiban orang tua kepada anak....http://localhost/wordpress/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif

1. Memilih nama yang baik untuk anak

Nama yang baik adalah hak seorang anak. Tidak cuma panggilan, makna yang terkandung juga harus baik, yang diharapkan memiliki karakter dan sifat sesuai dengan makna nama tersebut.

‘Aqil bin Shabib meriwayatkan dari Abu Wahab Al-Jushami –salah seorang sahabat- bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Namailah diri kalian dengan nama - nama para nabi. Nama-nama yang paling dicintai Allah adalah: ‘Abdullah dan Abdurrahman’ dan yang paling benar diantara mereka adalah: Al-Harits dan Hammam. Dan yang paling buruk diantaranya adalah Harb dan Murrah" ( 1 )

2. Melakukan Aqiqah untuk anak

Aqiqah merupakan syareat islam yang menjadi hak anak ketika lahir di dunia. Ibadah aqiqah yang dilakukan dengan menyembelih kambing ini hanya disyarearkan bila ada kemampuan.

Dari Muhammad bin Sirin: Salman bin Amir Ad-Dabbi menceritakan kepada kami, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Aqiqah dilakukan bagi anak yang baru lahir. Maka cucurkan darah untuknya dan hindarkan keburukan darinya.” ( 2 )

3. Membiayai kehidupannya

Seorang kepala keluarga berkewajiban memberikan nafkah kepada seluruh keluarganya, termasuk diantaranya adalah anak. Nafkah juga merupakan hak paling besar bagi anak. Allah menegaskan dalam firmanNya :

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” ( Al Isra : 31)

Bahkan bila sang orang tua tidak menunaikan kewajiban menafkahi keluarganya, diperbolehkan mengambil sebagian harta secukupnya untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga meski tanpa sepengetahuan sang kepala keluarga.

Hisyam meriwayatkan: Ayahku menceritakan kepadaku, dari Aisyah dari Hind binti Utbah berkata: “Ya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Abu Sufyan adalah laki-laki yang sangat kikir dan ia tidak memenuhi kebutuhanku dan anakku, kecuali dari apa yang kuambil darinya tanpa sepengetahuannya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Ambillah secukupnya untukmu dan untuk anakmu dalam kebaikan.” ( 3 )

Keutamaan yang sangat besar pun akan didapat bagi siapa yang memunaikan kewajiban merawat anak dengan baik hingga ia dewasa.

Anas bin Malik radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu aliahi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menghidupi dua anak perempuan hingga mereka dewasa akan datang pada hari kiamat akan datang bersamaku (seperti ini).” Lalu beliau shallallahu alaihi wa sallam merapatkan kedua jarinya." ( 4 )

4. Adil dalam memberi

Terkadang orang tua orang tua lebih menyayangi seorang anak darpada anak - anaknya yang lain. Yang terkadang juga mengakibatkan tidak adilnya orang tua dalam memberi dan membagi, seperti halnya hadiah atau yang lainnya.

Amir meriwayatkan: Saya mendengar Nu’man bin Basyir berkata ketika dia berada di atas mimbar: “Suatu kali ayahku memberiku hadiah tetapi Amrah binti Rawahah (yakni ibuku) berkata dia tidak setuju kecuali ayahku menjadikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk hal itu. Maka ayahku pergi menemui Rasuullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata: ‘Saya memberi anakku dari Amrah binti Rawahah hadiah, tetapi dia memintaku untuk menjadikanmu saksi, ya Rasulullah.’ Beliau shallallahu alaihi wasallam bertanya kepadanya: ‘Apakah kamu memberikan hadiah kepada seluruh anak-anakmu hadiah yang sama?’ Ayahku menjawab: ‘Tidak.’ Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ’Takutlah kepada Allah dan bersikap adillah kepada anak-anakmu.’ Maka ayahku datang dan mengambil kembali hadiah tersebut.” ( 5 )

5. Mengajarkan mereka ilmu agama

Ilmu syari adalah bekal kebahagiaan di dunia dan akherat. Seorang kepala keluarga memiliki kewajiban membekali anggota keluarganya berupa ilmu syari, terutama anak. Sebagai bekal yang menyelamatkan mereka dari siksa neraka. Allah ta'ala berfirman :

" wahai orang - orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka " ( At Tahrim : 6 )

6. Memerintahkan mereka untuk shalat dan ibadah - ibadah lainnya

Hal ini berdasarkan firman Allah:

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” ( Thaha : 132)

Dan sebaiknya orang tua memerintahkan anak untuk shalat sejak dini. Agar mereka bisa terbiasa hingga dewasa nanti.

Amr bin Syu’aib meriwayatkan dari ayahnya yang meriwayatkan dari kakeknya bahwa Rasulullah bersabda: “Perintahkan anakmu untuk shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka (jika menolak) ketikaberumur sepuluh tahun, Dan pisahkanlah tempat tidurnya.” ( 6 )

7. Tidak mendoakan Keburukan Atas Mereka

Ubadah bin Shamit radhiallahu anhu meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Jangan mendoakan kejelekan bagi diri kalian. Dan jangan mendoakan kejelekan terhadap anakmu. Dan jangan mendoakan kejekan bagi harta kalian. Jangan sampai ia bertepatan dengan saat Allah yang jika dimintai sesuatu pasti akan Dia kabulkan.” ( 7 )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menyebutkan bahwa salah satu doa yang mustajab ( terkabul ) adalah doa keburukan orang tua bagi anaknya.

Sehinga sepatutnya bagi orang tua agar menjaga lisan dari ucapan buruk terutama kepada anak, meski terkadang anak sangat meresahkan, tapi sebagai orang tua harus sabar dan selalu berdoa kepada Allah agar anak - anaknya mendapat perlindungan dan hidayah dari Allah ta'ala.

".....( Ya Allah ) berilah kebaikan kepadaku dengan ( memberi kebaikan ) kepada anak cucuku, sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu dan sesunggunhya aku termasuk orang - orang yang berserah diri" ( Al Ahqaaf : 15 )

8. Bersikap kasih Sayang Dan Lemah Lembut Kepada anak

Urwah bin Az-Zubair radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Aisyah radhiallahu anha, isteri Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata: “Seorang wanita datang kepadaku dengan dua anak kecil meminta sesuatu dan aku tidak memiliki apapun kecuali sebutir kurma, maka aku pun memberikan kepadanya. Wanita itu mengambilnya dan membaginya dengan dua anak perempuannya. Kemudian ia bangkit dan pergi. Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam masuk, aku menceritakan apa yang terjadi. Maka beliau bersabda: “Barangsiapa yang diserahi tanggung jawab terhadap dua anak perempuan dan baik bagi mereka, mereka (anak-anak itu-pent) akan menjadi pelindung baginya dari api neraka ” ( 8 )

Az-Zuhri meriwayatkan: Abu Salamah bin Abdir-Rahman menceritakan kepada
kami bahwa Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: “Rasulullah shallallahu aliahi wa sallam pernah mencium Al-Hasan bin Ali ketika Al-Aqra bin Habis At-Tamimi duduk di sampingnya, kemudian Al- Aqra berkata: “Saya memiliki sepuluh orang anak dan saya tidak pernah mencium satu orang pun dari mereka.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihatnya kemudian bersabda:

“Barangsiapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi.” ( 9  )

-------------------------------------------------------------------------------------
( 1 ) Diriwayatkan oleh  Ahmad dalam Musnad-nya (31/377, no. 19032), Abu Dawud dalam Sunan-nya: Kitab: Adab (no.4950), dan An-Nasa’i dalam Sunan-nya, Kitab: Kuda (no. 3565). Sanad periwayatan ini berkisar pada Aqil bin Shahib yang majhul. Tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali satu orang. Ibnu Hibban menyebutkannya di antara perawi yang terpercaya. Namun demikian, mereka yang telah memeriksa sanad Musnad telah menyatakan bahwa sanadnya lemah karena hal ini
( 2 ) Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya, Kitab: Aqiqah (no. 5471)
( 3 ) Diriwayatkan Bukhari dalam Shahih-nya, Kitab Rezeki (no. 5364) dan Muslim dalam Shahih-nya; Kitab: Pengadilan (no. 1741)
( 4 ) Diriwayatkan oleh  Muslim dalam Shahih-nya, Kitab: Kemuliaan: Memelihara Hubungan Keluarga dan Adab yang Baik (no. 2631)
( 5 ) Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya, Kitab: Hadiah: Kemuliaan dan Anjuran untuk Memberikan Hadiah (2587) dan Muslim dalam Shahih-nya, Kitab: Hadiah (no. 1623)
( 6 ) Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya (2/180), dan Abu Dawud dalam Sunan-nya, Kitab: Shalat (no. 495)
( 7 ) Diriwayatkan  Muslim dalam Shahih-nya, Kitab: Zuhud dan Kelembutan Hati (no. 3014)
( 8 ) Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya, kitab: Adab (no. 5994), dan Muslim dalam Shahih-nya, kitab: Kebajikan, Silaturahim dan Sopan Santun (no. 2639)
( 9 ) Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya, kitab: Adab (no. 5997), danMuslim dalam Shahih-nya, Kitab: Kemuliaan (no, 2318)

0 komentar:

Posting Komentar